Manusia
dan Kesusastraan
Manusia
dan kesusastraan memiliki hubungan yang saling mengisi. Manusia adalah makhluk
Tuhan yang paling sempurna yang diberi akal dan pikiran untuk berhubungan
dengan sekitarnya. Untuk saling berinteraksi dengan sesama, manusia membutuhkan
suatu alat komunikasi, yaitu bahasa.
Dengan
menggunakan bahasa juga, sesama manusia bisa saling bertukar informasi. Sebagai
makhluk hidup yang mempunyai akal dan pikiran, manusia dapat berfikir mana yang
baik dan mana yang buruk, dan juga dapat memperkaya ilmu pengetahuan.
Di dalam sastra, manusia juga berperan penting dalam
membudayakan sebuah bahasa, dan tidak hanya bahasa saja, tapi sastra lain
seperti drama dan teater. Diperlukan keahlian yang khusus untuk dapat memainkan
peran yang baik menggunakan bahasa yang baik pula. Sastra juga termasuk seni
yang bisa dikembangkan dengan baik oleh manusia yang berkreatif. Tanpa adanya
manusia, sastra pun tidak akan pernah muncul, karena sastra berakar dari
kepribadian seorang manusia itu sendiri.
A.
Pendekatan
Kesusastraan
Ilmu budaya dasar atau bahasa luarnya di sebut basic humanities. Kata humanities
awalnya berasal dari negara inggris yang berarti dalam bahasa indonesia adalah
sastra. kata humanities berasal dari
bahasa latin yang artinya adalah berbudaya
dan halus. Sastra dalam arti
khususnya itu biasa kita gunakan dalam kebudayaan adalah ekspresi dan isi hati
dari perasaan manusia yang diungkapkan dalam bentuk pandangan cerdas yang
dituangkan dalam bentuk sesuatu hal yang mencerminkan sebuah keindahan, Secara
morfologis, kesusastraan dibentuk dari dua kata, yaitu su dan sastra dengan
mendapat imbuhan ke- dan -an. Kata su berarti baik atau bagus, sastra berarti
tulisan. Secara harfiah, kesusastraan dapat diartikan sebagai tulisan yang baik
atau bagus, baik dari segi bahasa, bentuk, maupun isinya.
Pengertian sastra dalam
arti umum
Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari
bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau
“pedoman”, dari kata dasar ‘Sas’ yang berarti “instruksi” atau “ajaran” dan
‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa
digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang
memiliki arti atau keindahan tertentu. Yang agak biasa adalah pemakaian istilah
sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai
sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa
puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya,
diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.
Sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis
oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci, surat-surat,
undang-undang, dan sebagainya yang dalam arti khusus dapat kita gunakan dalam
konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Jadi, sastra adalah hasil budaya dapat
diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui
bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya. Selain itu dalam arti
kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan
(sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi
dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau
pemikiran tertentu.
Pengertian
Sastra Menurut Para Ahli
1.
Mursal Esten (1978 : 9)
Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta
artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat)
melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan
manusia (kemanusiaan).
2.
Semi (1988 : 8)
Sastra. adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif
yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai
mediumnya.
3.
Panuti Sudjiman (1986 : 68)
Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki
berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam
isi, dan ungkapanya.
4.
Ahmad Badrun (1983 : 16)
Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa
dan garis simbol-simbol lain sebagai alai, dan bersifat imajinatif.
5.
Eagleton (1988 : 4)
Sastra adalah karya tulisan yang halus (belle letters)
adalah karya yang mencatatkan bentuk bahasa. harian dalam berbagai cara dengan
bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjangtipiskan dan
diterbalikkan, dijadikan ganjil.
6.
Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan
(mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan
sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin
rendah dan jauh dari dunia ide.
7.
Aristoteles
Sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu
pengetahuan dan filsafat.
8.
Robert Scholes (1992: 1)
Tentu saja, sastra itu sebuah kata, bukan sebuah benda
9.
Sapardi (1979: 1)
Memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga sosial yang
menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial.
Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu
kenyataan social.
10. Taum (1997: 13)
Sastra adalah karya cipta atau fiksi yang bersifat
imajinatif” atau “sastra adalah penggunaan bahasa yang indah dan berguna yang
menandakan hal-hal lain”
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh
karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam
intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan
sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan. Seni sangat
sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Bahwa masing-masing individu
artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya,
masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium,
dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu.
Seni Menurut Media yang digunakan terbagi menjadi 3, yaitu:
o
Seni yang dapat dinikmati melalui
media pendengaran atau (video art), misalnya seni musik, seni suara,dan seni
sastra, puisi dan pantun.
o
Seni yang dinikmati dengan media
penglihatan (Visual Art) misalnya lukisan, poster, seni bangunan, seni gerak
beladiri dan sebagainya.
o
Seni yang dinikmati melalui media
penglihatan dan pendengaran (audio visual art) misalnya pertunjukan musik,
pagelaran wayang, film.
Hubungan
Antara Sastra, Seni dengan Ilmu Budaya Dasar
Hubungan sastra dan seni dengan ilmu budaya dasar adalah
sama-sama memiliki objek yang sama yaitu manusia. Sama-sama mempelajari
hubungan antar manusia melalui suatu komunikasi yang beraneka ragam macamnya.
dan bayangkan jika manusia hidup tanpa seni. Jika manusia hidup tanpa bisa
menyalurkan ekspresi mereka atau tidak bisa berkomunikasi dengan manusia
lainnya, maka akan menggangu kejiwaan atau psikologis manusia tersebut.
Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu
budaya dasar, karena materi – materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada
yang berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya Indonesia sanagat menunjukkan
adanya sastra dan seni didalamnya. Latar belakang IBD dalam konteks budaya,
negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut :
1. Kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa
dengan segala keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya,
yg biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan kedaerahan .
2. Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus
menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan
pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun
terkena pengaruhnya .
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan
perubahan kondisi kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai
budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah
diciptakannya.
B.
Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa
a)
Pengertian Prosa
Prosa
adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme
(rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan
arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin “prosa” yang artinya “terus
terang”. Prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide.
Karena itu, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel,
ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa juga dibagi
dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa lama adalah prosa bahasa
indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang
dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
b)
Jenis-jenis Prosa
Di dalam kesusastraan bahasa Indonesia kita, ada beberapa
macam prosa antara lain:
1. Prosa naratif : karangan yang isinya menceritakan suatu
peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah – olah mengalami
kejadian yang diceritakan itu.
2. Prosa deskriptif : karangan yang isinya menggambarkan suatu
objek sehingga pembaca seolah – oleh melihat sendiri objek yang digambarkan
itu.
3. Prosa eksposisi : karangan yang memaparkan sejumlah
pengetahuan atau informasi dengan sejelas – jelasnya.
4. Prosa argumentatif : karangan yang berisi idea tau gagasan
yang dilengkapi data – data kesaksian bertujuan mempengaruhi pembaca untuk
menyatakan persetujuannya.
5. Prosa Persuasif : karangan yang disampaikan dengan cara –
cara tertentu, bersingfat ringkas, menarik pembaca, hingga pembaca terhanyut
oleh siratan ininya.
Tetapi dari sekian banyaknya jenis-jenis prosa ini hanya ada
2 jenis prosa yang paling sering dibahas, yaitu prosa lama dan prosa baru.
c)
Komponen Dalam prosa
Prosa
lama
1)
Dongeng
Dongeng,
adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Dongeng sendiri banyak ragamnya,
yaitu sebagai berikut :
Fabel, adalah
cerita lama yang menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran moral (biasa
pula disebut sebagai cerita binatang). Contoh
: Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau, Hikayat Pelanduk Jenaka,
Kancil dengan Lembu, Burung Gagak dan Serigala, Burung bangau dengan Ketam,
Siput dan Burung Centawi, dan lain-lain.
Mite (mitos),
adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap sesuatu benda
atau hal yang dipercayai mempunyai kekuatan gaib. Contoh : Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana,
Dongeng tentang Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian, Puntianak, Kelambai, dan
lain-lain.
Legenda, adalah
cerita lama yang mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat atau
wilayah. Contoh : Legenda
Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dan lain-lain.
Sage, adalah
cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan keberanian,
kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang. Contoh : Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana,
dan lain-lain.
Parabel, adalah
cerita rekaan yang menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan menggunakan
ibarat atau perbandingan. Contoh :
Kisah Para Nabi, Hikayat Bayan Budiman, Bhagawagita, dan lain-lain.
Dongeng jenaka,
adalah cerita tentang tingkah laku orang bodoh, malas atau cerdik dan
masing-masing dilukiskan secara humor. Contoh
: Pak Pandir, Lebai Malang, Pak Belalang, Abu Nawas, dan lain-lain.
2) Hikayat
Hikayat adalah cerita karya sastra
lama yang berbentuk riwayat yang mengisahkan hal-hal di luar kenyataan yang
berkembang di lingkungan istana. Ciri-ciri hikayat yaitu:
Bersifat istana centris.
Anonim (nama pengarang tidak
dicantumkan).
Berkembang secara stetis.
Bersifat imajinatif, bersifat
khayalan.
Lisan, karena disebarkan dari mulut
ke mulut.
Berbahasa klise, meniru bahasa
penutur sebelumnya.
3)
Sejarah
Sejarah (tambo), adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi
ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam
sejarah bisa dibuktikan dengan fakta. Selain berisikan peristiwa sejarah, juga
berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja ini ditulis
oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh
: Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang
yang ditulis tahun 1612.
4)
Kisah
Kisah, adalah cerita tentang cerita perjalanan atau pelayaran
seseorang dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh : Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah
Abdullah ke Jedah.
5)
Cerita pelipur Lara
Suatu karya sastra yang berisikan kejenakaan. Karya
sastra ini bertujuan untuk melipur lara atau membuat pembaca melupakan sedihnya.
Prosa Baru
6)
Cerpen
Cerpen adalah bentuk prosa baru yang menceritakan
sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di
dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan tetapi hal itu tidak
menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh:
Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk
oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami
oleh A.A. Navis.
7)
Novel
Novel berasal dari Italia. yaitu novella ‘berita’.
Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku
utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik
atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman
condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek
daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya
Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang,
Surabaya oleh Idrus.
8)
Biografi
Riwayat (biografi), adalah suatu karangan prosa yang
berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa
juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai
meninggal dunia. Contoh: Soeharto
Anak Desa, Prof. Dr. B.J Habibie, Ki Hajar Dewantara.
9)
Resensi
Resensi adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan
suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca
mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan,
dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu
tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
10) Kritik
Kritik
adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan
memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang
sifatnya objektif dan menghakimi.
11)
Esai
Esai
adalah ulasan / kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan
pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan,
renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik,
pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat
sangat subjektif atau sangat pribadi. dan tidak boleh di sentuh oleh siapa pun.
12)
Roman
Roman adalah bentuk prosa baru yang
mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman,
pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa
atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan
suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak
digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi
kehidupan pelaku dalam cerita tersebut.
Berdasarkan kandungan isinya, roman
dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
Roman transendensi,
yang di dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup
yang dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Salah
Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
Roman sosial
adalah roman yang memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang
dilukiskan mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh: Sengsara Membawa Nikmat oleh
Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.
Roman sejarah
yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa
sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St. Iskandar, Tambera oleh Utuy
Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.
Roman psikologis
yaitu roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala
tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh:
Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi Lembu oleh Nur St.
Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.
Roman detektif
merupakan roman yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang
sering menjadi pelaku utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar
berbagai kasus kejahatan. Contoh:
Mencari Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria oleh Suman HS,
Kasih Tak Terlerai oleh Suman HS.
C.
Nilai-Nilai Dalam Prosa Fiksi
a.
Pengertian Prosa Fiksi
Prosa fiksi adalah prosa yang
mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Prosa fiksi ialah
prosa yang berupa cerita rekaan atau khayalan pengarangnya. Isi cerita tidak
sepenuhnya berdasarkan pada fakta. Prosa fiksi disebut juga karangan narasi
sugestif atau imajinatif. Prosa fiksi berbentuk cerita pendek (cerpen), novel,
dan juga dongeng.
Sebagai seni yang bertulang punggung
cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung
membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan kata lain prosa mempunyai
nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra.
Pengertian lain dikemukakan oleh Sudjiman, (1984:17) yang
menyebut fiksi ini dengan istilah ceritera rekaan, yaitu kisahan yang mempunyai
tokoh, lakuan, dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi, dalam
ragam prosa. Logika dalam prosa fiksi adlah logika imajnatif, sedangkan logika
dalam nonfiksi adalah logika factual.Prosa fiksi dapat dibedakan atas pendek
dan novel. Ada juga yang memilahnya menjadi tiga, selain cerpen, dan noel,
tersebut juga istilah roman.
b.
Nilai-nilai Dalam Prosa Fiksi
Prosa memberikan keseimbangan
wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat
menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu. Fiksi
juga memungkinkan labih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional
atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan
dalam kehidupan sendiri.
Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis infonnasi
yang tidak terdapat di dalam ensildopedi. Dalam novel sering kita dapat belajan
sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan
masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau
kehidupan yang asing sama sekali.
Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang
diperoleh dan membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana
mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan.
Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang
asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama
hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah
lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
D.
Hubungan Ilmu Budaya Dasar Dengan Puisi
Puisi (dari bahasa Yunani Kuno:
ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa
digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenal kehidupan manusia, alam,
dan Tuhan melalui media bahasa yang artistic/esthetic, yang secara padu dan
utuh dipadatkan kata – katanya.
Puisi adalah bentuk karangan yang
tidak terikat oleh rima, ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa
yang padat. Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja
pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun
perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan
dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai
perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain
itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke
dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat
berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan
salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang
juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca
hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi
penulis selalu memiliki alasan untuk segala ‘keanehan’ yang diciptakannya. Tak
ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa
perbedaan antara puisi lama dan puisi baru.
Pembahasan
puisi pada ilmu budaya dasar tidak diarahkan pada pendidikan dan pengajaran
sastra dan apresiasi sastra. Puisi dipakai sebagai media sekaligus sebagai
sumber belajar sesuai dengan tema-tema atau pokok bahasan yang terdapat didalam
ilmu budaya dasar.
Puisi
termasuk ke dalam sastra. Sastra merupakan bagian dari kesenian, yang merupakan
unsur dari kebudayaan. Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair
mengenai kehidupan manusia, alam, dan tuhan melalui media berbahasa yang
artistik yang secara padu dan utuh dipadatkan dengan kata-katanya. Yang
termasuk karya sastra puisi diantaranya sajak, syair, pantun, gurindam, dan
sebagainya.
Kepuitisan,
keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair
pada saat menyusun puisinya menggunakan
1. Figura
bahasa seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, dan sebagainya
sehingga puisi menjadi segar, hidup,menarik dan memberikan kejelasan gambaran
angan-angan penyair.
2. Kata-kata yang bermakna ganda sehingga
banyak penafsirannya.
3. Kata-kata
berjiwa, yaitu kata-kata yang telah diberi suasana tertentu yang berisi
perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga puisi yang dibuat terasa hidup dan
memukau.
4. Kata-kata
yang konotatif yaitu kata-lata yang telah diberi tambahan nilai
rasa.
5. Pengulangan
yang berfungsi untuk menjelaskan hal-hal yang di lukiskan, sehingga lebih
menggugah hati.
Ilmu
budaya dasar dapat dihubungkan melalui puisi karena puisi karena:
1. Puisi merupakan perekaman dan penyampaian pengalaman
hidup manusia
2. Puisi dapat mengajak seseorang untuk menjenguk
hati/pikiran orang tersebut maupun orang lain
3. Secara imajinatif, puisi dapat menafsirkan situasi
dasar manusia sosial berupa:
Penderitaan atas ketidakadilan
Perjuangan untuk kekuasaan
Konflik dengan sesama manusia
Pemberontakan terhadap hukum Tuhan
Pada umumnya puisi sarat akan nilai estetika, etika, dan juga
kemanusiaan.
Alasan
– alasan Yang Mendasari Penyajian Puisi Pada Perkuliahan IBD
Hubungan puisi dengan pengalaman
hidup manusia.
Perekaman dan penyampaian pengalaman
dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. lni berarti bahwa manusia
senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan dasamya untuk lebih menghidupkan
pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang terbatas.
Dengan pengalaman perwakilan itu sastra/puisi dapat memberikan kepada para
mahasiswa memiliki kesadaran (insight-wawasan) yang penting untuk dapat melihat
dan mengerti banyak tentang dirinya sndiri dan tentang masyarakat.
Puisi dan keinsyafan/kesadaran
individual.
Dengan membaca puisi mahasiswa dapat
diajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun did
sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian
dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.
Puisi dan keinsyafan sosial.
Puisi juga memberikan kepada manusia
tentang pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang terlibat dalam isue dan
problem sosial. Secara imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia
sosial yang bisa berupa ;
penderitaan atas ketidak adilan
perjuangan untuk kekuasaan
konflik dengan sesamanya
pemberontakan terhadap hukum Tuhan
E.
Contoh Puisi
Indonesia Ku TerCinta
Indonesia. . . . . .
Negara yang Makmur
Negara yang Bersatu
Dengan Keragaman Budaya disetiap Suku
Ku Berikan yang Terbaik Untukmu
Wahai Indonesia Ku
Penuh Dengan Kekayaan Alam yang Melimpah
Dan Kebiasaan Adat Istiadat Yang Mewabah
Terlalu Indah Untuk dilukiskan Indahnya Ibu Pertiwi
Pantai Kuta dan Sanur Di Bali
Taman Mini Indonesia Indah
Mengangkan Indahnya Ibu Pertiwi
Indonesia Ku yang Ku Cinta
Walau Pernah di Jajah Belanda
Aku Akan Tetap Cinta Indonesia
Karna Kini Kau Sudah Merdeka
Maksud Dari Puisi yang bertema Indonesia Ku TerCinta adalah Negara indonesia yang sudah merdeka dibawah jajahan belanda yang mempunyai beragam macam suku, kebudayaan, adat istiadat, namun itu semua tidak membedakan dalam segi kesatuan dan persatuan.
Sumber:
www.google.com
0 komentar :
Posting Komentar