Persahabatan
bukan hanya sekedar kata
Yang
dirangkai dengan tutur bahasa yang indah
Dan
ditulis pada sehelai kertas tak bermakna
Tetapi
persahabatan
adalah sebuah ikatan suci
Yang
ditoreh diatas dua hati
Ditulis
dengan sebuah tinta kasih sayang
Dan
diselimuti sebuah ketulusan
**
Seorang gadis yang
sering disapa KEN adalah seorang gadis yang sangat popular baik dilingkungan
sekolah maupun dilingkungan rumahnya. Ken adalah anak yang sangat berprestasi
di sekolah, dia terkenal sangat ramah dan baik kepada semua orang, ken tak
pernah membeda-bedakan kepribadian teman-temannya dengan siapapun dia akan
berteman. Ken lahir dari keluarga yang bisa dibilang kawasan kelas atas, Namun
dengan kesempurnaan duniawi yang ken miliki, itu semua tak menjadikan ken seorang
gadis yang sombong ataupun banyak tingkah. Sekarang ken duduk dikelas 2 SMA
di sekolah Bunda Pertiwi, ken mempunyai
banyak teman, hampir satu sekolah mengel ken. Semua guru-guru di sekolah bunda
pertiwi pun bangga mempunyai anak murid seperti ken.
Ken selalu terlihat
bahagia saat bersama teman-temannya, ia selalu menghabiskan waktu bersama
dengan teman temannya, walupun ayah dan ibu ken orang sibuk namun mereka tak
pernah melupakan kehadiran sosok ken, ibu ken selalu saja memperhatikan
perkembangan putri semata wayangnya itu, saat ken dirumah ia selalu bercerita
apapun yang sedang ia alami kepada ibunya sekalipun ibu nya sedang sibuk.
Itulah arti dari keluarga, sesibuk sibuk apapun kita tapi keluarga adalah yang
utama.
**
Namun, keceriaan di
diri ken hilang dan sirnah begitu saja ketika ia tau bahwa dirinya mengngidap
penyakit kanker, ken adalah penghidap kanker jaringan lunak, ken yang dulunya
sangat ceria, selalu tersenyum sekarang berubah menjadi “Monster” hingga
terpaksa harus menjalani serangkaian kemoterapi dan radiasi hampir setahun
lamanya, akibatnya rambut ken yang terurai panjang sangat lurus dan hitam itu
pun sedikit demi sedikit mulai rontok, kulitnya mengering, dan sering
mual-mual. Ken tak lagi datang kesekolah, ia rindu suasana sekolah, ia rindu
canda tawa teman-temannya. Ia ingin kembali seperti ken yang dulu, tapi apa
daya kanker ini menjatuhkan hidup ken begitu saja tanpa dosa.
Namun ken bingung,
mengapa disaat aku sedang sakit seperti ini kemana semua teman teman ku? Kemana
mereka yang selalu membawa keceriaan dihidupku saat disekolah? Mengapa tak ada
satupun teman ku yang datang untuk menjengukku dikala aku sedang sakit seperti
ini? Ya itu lah yang ada di benak ken saat ini.
Ken pun bercerita
kepada sang ibu mengapa temen temennya begitu tega,
“bu, kenapa teman-teman
ku tak ada satupun yang menjenguk ku dikala aku sedang sakit seperti ini?
Mengapa tak ada satupun dari mereka yang merindukan sosok ku, aku sudah lama
tak kesekolah, tapi mengapa mereka tak menyari ku, apa mereka tau aku sedang
sakit seperti ini? Apa mereka tau aku sudah tak sempurna seperti dulu? Apa
karna sekarang kepala ku botak dan kulitku sudah mengusam jadi mereka tak mau
menjadi teman ku? Dimana lagi aku harus mencari sahabat yang benar benar
menganggap ku ada?” Ucap ken sambil berbaring di pangkuan sang ibu.
“ken sayang, kamu tidak
bisa membeli sahabat hanya dengan senyuman, kata-kata manis, barang mewah,
ataupun hal hal yang manis lainnya. Jika kamu benar-benar menginginkan sahabat
sejati, maka kamu harus memberikan kasih sayang yang tulus dan suci kepada
mereka dan kamu rela meluangkan waktu mu untuk mereka baik dikala kamu senang
ataupun kamu sedih. Karena sahabat adalah orang yang selalu berada di sisi kita
di saat sedih maupun duka,” jelas ibu ken.
“Tapi apa selama ini
semuanya kurang cukup, aku selalu baik dengan semua teman-teman ku disekolah,
dan aku ingin mereka semua jadi sahabat sejati ku, lalu bagaimana bisa aku
membagi waktuku untuk semua teman-teman ku yang sangat banyak?!” protes ken.
“Nak, kau adalah seorang
gadis yang cantik, dan baik, meskipun kamu memilikin teman yang sangat banyak,
kamu tetap tidak bisa menjadi sahabat bagi semua orang karena kamu tidak akan
bisa memberikan waktumu kepada semua orang. Mereka hanya menjadi teman dan
kenalanmu, karena hanya ada didekat mereka saja tidak cukup untuk menjadikanmu
seorang sahabat,” jawab ibu nya sambil mengelus-ngelus badan ken
Mendengar semua
perkatan sang ibu, akhirnya ken memutuskan untuk mengubah semua pandangan dia
tentang teman dan sahabat.
Malam itu, sambil
ditemani banyak bintang yang menerangi awan, akhirnya ken berfikir bahwa ya
memang betul semua teman-teman dia disekolah hanyalah teman saat ken berada
disekolah, tetapi jika ken sedang berada dirumah ibu lah yang selalu
mendengarkan semua curahan hati ken, akhirnya ken tersadar siapa sahabat sejati
ken sekarang, ibu ya ibulah sahabat sejatiku.
Ibu adalah orang yang
selalu ada disaat aku senang maupun aku susah, seperti saat sekarang ini aku
sedang menghidap penyakit kanker ibulah yang selalu setia berada disisi ku,
ibulah yang selalu support ku untuk kuat menjalani kemoterapi ini, bukan teman
teman ku yang hanya ada disaat aku bahagia. Ibulah yang selalu mendengarkan
semua permasalahan ku, selalu memaafkan dan mencintaiku sangat tulus.
Menyadari semua itu,
akhirnya ken kembali tersenyum, ternyata selama ini ia sudah mempunyai sahabat
yang ia impi-impikan.
**
Setahun sudah ken
menjalani kemoterapi akhirnya, ken sembuh, kanker itu sudah dimusnahkan dalam
diri ken, ken sangat bahagia, akhirnya ken kembali ceria. Ken sadar kesembuhan
ini selain karna allah swt ialah karna ibu. Ibu yang selalu setia berada di
sisi ken, ibu lebih dari apapun. Kasih sayang ibu terhadap ken tak akan bisa
tergantikan oleh berlian sekalipun, aku akan tetap menjadi bidadari kecil ibu
sekalipun aku sudah dewasa nanti, ibu akan selalu menjadi ibu ku, menjadi
tempat ku mengeluh kesah, tempat ku bercerita tentang kerasnya hidup diluar
sana, tapi dengan ini semua tak pernah sekalipun ibu mengeluh kepada ku,
sekalipun ibu menungguku pulang sampai larut malam, dan semasa ku kecil ibu lah
yang selalu setia mendongengkan ku dan menunggu ku sampai tertidur lelap. Oh
ibu.
Engkau
mengajariku untuk menahan
Derasnya
tangisan hujan
Agar
selalu kuat menghadapi cobaan
Dan
bersimpuh sujud kepada tuhan
Engkau
inspiradi dalam kehidupan
Menuntutku
unuk menyapu setiap rintangan
Dengan
selalu membangun keyakinan
Agar
dalam hati tercipta sebongkah kesabaran
Engkau
( oh ibu ) tak kan pernah terhapuskan
Oleh
derasnya terpaan lautan
Tak
akan menghilang oleh rembulan
Engkau
( oh ibu) selalu dihatiku tak’kan terpisahkan
0 komentar :
Posting Komentar