Selasa, 20 Oktober 2015

UNTUK SATU NAMA




Persahabatan bukan hanya sekedar kata

Yang dirangkai dengan tutur bahasa yang indah

Dan ditulis pada sehelai kertas tak bermakna

Tetapi

persahabatan adalah sebuah ikatan suci

Yang ditoreh diatas dua hati

Ditulis dengan sebuah tinta kasih sayang

Dan diselimuti sebuah ketulusan


**

Seorang gadis yang sering disapa KEN adalah seorang gadis yang sangat popular baik dilingkungan sekolah maupun dilingkungan rumahnya. Ken adalah anak yang sangat berprestasi di sekolah, dia terkenal sangat ramah dan baik kepada semua orang, ken tak pernah membeda-bedakan kepribadian teman-temannya dengan siapapun dia akan berteman. Ken lahir dari keluarga yang bisa dibilang kawasan kelas atas, Namun dengan kesempurnaan duniawi yang ken miliki, itu semua tak menjadikan ken seorang gadis yang sombong ataupun banyak tingkah. Sekarang ken duduk dikelas 2 SMA di  sekolah Bunda Pertiwi, ken mempunyai banyak teman, hampir satu sekolah mengel ken. Semua guru-guru di sekolah bunda pertiwi pun bangga mempunyai anak murid seperti ken.
Ken selalu terlihat bahagia saat bersama teman-temannya, ia selalu menghabiskan waktu bersama dengan teman temannya, walupun ayah dan ibu ken orang sibuk namun mereka tak pernah melupakan kehadiran sosok ken, ibu ken selalu saja memperhatikan perkembangan putri semata wayangnya itu, saat ken dirumah ia selalu bercerita apapun yang sedang ia alami kepada ibunya sekalipun ibu nya sedang sibuk. Itulah arti dari keluarga, sesibuk sibuk apapun kita tapi keluarga adalah yang utama.

**

Namun, keceriaan di diri ken hilang dan sirnah begitu saja ketika ia tau bahwa dirinya mengngidap penyakit kanker, ken adalah penghidap kanker jaringan lunak, ken yang dulunya sangat ceria, selalu tersenyum sekarang berubah menjadi “Monster” hingga terpaksa harus menjalani serangkaian kemoterapi dan radiasi hampir setahun lamanya, akibatnya rambut ken yang terurai panjang sangat lurus dan hitam itu pun sedikit demi sedikit mulai rontok, kulitnya mengering, dan sering mual-mual. Ken tak lagi datang kesekolah, ia rindu suasana sekolah, ia rindu canda tawa teman-temannya. Ia ingin kembali seperti ken yang dulu, tapi apa daya kanker ini menjatuhkan hidup ken begitu saja tanpa dosa.

Namun ken bingung, mengapa disaat aku sedang sakit seperti ini kemana semua teman teman ku? Kemana mereka yang selalu membawa keceriaan dihidupku saat disekolah? Mengapa tak ada satupun teman ku yang datang untuk menjengukku dikala aku sedang sakit seperti ini? Ya itu lah yang ada di benak ken saat ini.

Ken pun bercerita kepada sang ibu mengapa temen temennya begitu tega,

“bu, kenapa teman-teman ku tak ada satupun yang menjenguk ku dikala aku sedang sakit seperti ini? Mengapa tak ada satupun dari mereka yang merindukan sosok ku, aku sudah lama tak kesekolah, tapi mengapa mereka tak menyari ku, apa mereka tau aku sedang sakit seperti ini? Apa mereka tau aku sudah tak sempurna seperti dulu? Apa karna sekarang kepala ku botak dan kulitku sudah mengusam jadi mereka tak mau menjadi teman ku? Dimana lagi aku harus mencari sahabat yang benar benar menganggap ku ada?” Ucap ken sambil berbaring di pangkuan sang ibu.

“ken sayang, kamu tidak bisa membeli sahabat hanya dengan senyuman, kata-kata manis, barang mewah, ataupun hal hal yang manis lainnya. Jika kamu benar-benar menginginkan sahabat sejati, maka kamu harus memberikan kasih sayang yang tulus dan suci kepada mereka dan kamu rela meluangkan waktu mu untuk mereka baik dikala kamu senang ataupun kamu sedih. Karena sahabat adalah orang yang selalu berada di sisi kita di saat sedih maupun duka,” jelas ibu ken.

“Tapi apa selama ini semuanya kurang cukup, aku selalu baik dengan semua teman-teman ku disekolah, dan aku ingin mereka semua jadi sahabat sejati ku, lalu bagaimana bisa aku membagi waktuku untuk semua teman-teman ku yang sangat banyak?!” protes ken.

“Nak, kau adalah seorang gadis yang cantik, dan baik, meskipun kamu memilikin teman yang sangat banyak, kamu tetap tidak bisa menjadi sahabat bagi semua orang karena kamu tidak akan bisa memberikan waktumu kepada semua orang. Mereka hanya menjadi teman dan kenalanmu, karena hanya ada didekat mereka saja tidak cukup untuk menjadikanmu seorang sahabat,” jawab ibu nya sambil mengelus-ngelus badan ken

Mendengar semua perkatan sang ibu, akhirnya ken memutuskan untuk mengubah semua pandangan dia tentang teman dan sahabat.
Malam itu, sambil ditemani banyak bintang yang menerangi awan, akhirnya ken berfikir bahwa ya memang betul semua teman-teman dia disekolah hanyalah teman saat ken berada disekolah, tetapi jika ken sedang berada dirumah ibu lah yang selalu mendengarkan semua curahan hati ken, akhirnya ken tersadar siapa sahabat sejati ken sekarang, ibu ya ibulah sahabat sejatiku.

Ibu adalah orang yang selalu ada disaat aku senang maupun aku susah, seperti saat sekarang ini aku sedang menghidap penyakit kanker ibulah yang selalu setia berada disisi ku, ibulah yang selalu support ku untuk kuat menjalani kemoterapi ini, bukan teman teman ku yang hanya ada disaat aku bahagia. Ibulah yang selalu mendengarkan semua permasalahan ku, selalu memaafkan dan mencintaiku sangat tulus. 
Menyadari semua itu, akhirnya ken kembali tersenyum, ternyata selama ini ia sudah mempunyai sahabat yang ia impi-impikan.

**

Setahun sudah ken menjalani kemoterapi akhirnya, ken sembuh, kanker itu sudah dimusnahkan dalam diri ken, ken sangat bahagia, akhirnya ken kembali ceria. Ken sadar kesembuhan ini selain karna allah swt ialah karna ibu. Ibu yang selalu setia berada di sisi ken, ibu lebih dari apapun. Kasih sayang ibu terhadap ken tak akan bisa tergantikan oleh berlian sekalipun, aku akan tetap menjadi bidadari kecil ibu sekalipun aku sudah dewasa nanti, ibu akan selalu menjadi ibu ku, menjadi tempat ku mengeluh kesah, tempat ku bercerita tentang kerasnya hidup diluar sana, tapi dengan ini semua tak pernah sekalipun ibu mengeluh kepada ku, sekalipun ibu menungguku pulang sampai larut malam, dan semasa ku kecil ibu lah yang selalu setia mendongengkan ku dan menunggu ku sampai tertidur lelap. Oh ibu.


Engkau mengajariku untuk menahan
Derasnya tangisan hujan
Agar selalu kuat menghadapi cobaan
Dan bersimpuh sujud kepada tuhan

Engkau inspiradi dalam kehidupan
Menuntutku unuk menyapu setiap rintangan
Dengan selalu membangun keyakinan
Agar dalam hati tercipta sebongkah kesabaran

Engkau ( oh ibu ) tak kan pernah terhapuskan
Oleh derasnya terpaan lautan
Tak akan menghilang oleh rembulan
Engkau ( oh ibu) selalu dihatiku tak’kan terpisahkan


0 komentar :

Posting Komentar