Manusia dengan Kekalutan Mental
A. Pengertian
kekalutan mental
kekalutan mental
merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacauan dan
kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat mendapat
kekalutan mental berarti seseorang tersebut sedang mengalami kejatuhan mental
dan tidak tahu apa yang mesti dilakukan oleh orang tersebut. Dengan mental yang
jatuh tersebut tak jarang membuat orang yang mengalami kejatuhan mental menjadi
tak waras lagi atau gila. Karena itu orang yang mengalami kejatuhan atau kekalutan
mental seharusnya mendapat dukungan moril dari orang-orang dekat di sekitarnya
seperti orangtua, keluarga atau bahkan teman-teman dekat atau teman-teman
pergaulannya. Hal tersebut dibutuhkan agar orang tersebut mendapat semangat
lagi dalam hidup.
B. Bagaimana
gejala orang yang mengalami kekalutan dan apa sebabnya ?
Gejala-gejala permulaan
pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah:
1. nampak pada jasmani
yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
2. nampak pada kejiwaannya
dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
3. Selalu iri hati dan
curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi
sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan
bunuh diri.
4. Komunikasi sosial putus
dan ada yang disorientasi social.
5. Kepribadian yang lemah
atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah
diri, ( orang-orang melankolis).
6. Terjadinya konflik
sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan
lingkungan masyarakat.
Sebab-sebab
Timbulnya Kekalutan Mental
Kepribadian yang lemah
akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
Terjadinya konflik
sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan
yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
Cara pematangan bathin
yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial;
overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional.
Tahap
– tahap gangguan jiwa :
1. Gangguan kejiwaan
nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun
rohaninya.
2. Usaha mempertahankan
diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya
salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi
persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan
perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau
memecahkan persoalan.
3. Kekalutan merupakan
titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Krisis ekonomi yang
berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa,
terutama gangguan kecemasan.
4. Dipicu oleh faktor
psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses
pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah.
Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang
terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal
dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
5. Faktor sosial atau
lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya,
kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak
mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena
gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular,
tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini
tidak berlaku secara absolut.
Proses
– proses kekalutan mental:
Positif, bila trauma
(luka jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambil hikmah dari
kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal, tetapi belum
mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu Allah SWT, dan
bertekad untuk tidak terulang kembali dilain waktu.
Negatif, bila trauma
yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami
frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang dicita-citakan.
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa
sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau
merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau
batin, atau lahir batin. Sedangkan perjuangan merupakan usaha manusia untuk
keluar dari penderitaan.
C. Hubungan
penderitaan dan perjuangan
Setiap manusia pasti
mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan adalah
bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada
manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal
mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah
makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang
mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi
penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati
penderitaan.
Penderitaan memang
selalu hadir dalam kehidupan kita, tidak berarti hidup adalah menderita / hidup
adalah untuk penderitaan. namun “Hidup adalah Berjuang karena Hidup adalah
Perjuangan”. Jadi mau tidak mau kita selalu dituntut untuk terus berjuang dlam
hal apapun. dan percayalah bahwa tidak ada sesuatu yang sia - sia. Setelah
perjuangan terlaksana dan pasrah kepada Tuhan. maka dari itulah gunanya
bersosialisasi, dengan bersosialisasi kita dapat saling membantu dalam susah
maupun senang dengan sesama manusia dalam menyelesaikan masalah dan
menyelesaikan penderitaan. namun jangan lupa disertai doa pula. Manusia hanya
merencanakan selebihnya adalah kehendak Tuhan.
Penderitaan dikatakan
sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa
manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita.
Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai
rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi
kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan
tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha
merubahnya.
Pembebasan dari
penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah
berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar,
dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan
malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah
yang yang menentukan hasilnya.
D. Hubungan
penderitaan media masa dan seniman
Berita mengenai
penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat
radio, dengan maksud agar semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh
penderitaan manusia. Dengan demikian dapat mengunggah hati manusia untuk
berbuat sesuatu.
Media massa adalah
alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan
manusia secara cepat kepada masyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat
segera menilai untuk menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi
mereka yang simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan
para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah
dan pelajaran dari karya tersebut.
Sumber :
www.google.com
0 komentar :
Posting Komentar