Jumat, 01 April 2016

A.    Jelaskan nilai-nilai yang terdapat pada masing-masing sila !
Inti nilai-nilai pancasila bersifat universal karena dapat diterapkan dan digunakan oleh bangsa-bangsa lain. Masing-masing sila yang ada pada Pancasila memiliki nilai ketuhanan (sila pertama), kemanusiaan (sila kedua), persatuan (sila ketiga), kerakyatan (sila keempat), dan keadilan (sila kelima).
1)      Ketuhan Yang Maha Esa
·                     Bangsa Indonesia dan setiap warga Negara harus mengakui adanya Tuhan. Oleh karena itu, setiap orang dapat menyembah Tuhannya sesuai dengan keyakinannya masing-masing.
·                     Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya.
·                     Negara Indonesia adalah satu Negara yang ber-Tuhan. Dengan demikian, segenap agama yang ada di Indonesia mendapat tempat dan perlakuan yang sama dari Negara.
2)      Kemanusian Yang adil dan Beradap
·                     Pada prinsipnya, sila ini menegaskan bahwa kita memiliki Indonesia merdeka yang berada di lingkungan kekeluargaan bangsa-bangsa lain.
·                     Kebangsaan Indonesia merupakan bagian dari kemanusiaan universal, yang dituntut mengembangka persaudaraan dunia berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan yang berkeadilan dan berkeadaban.
3)      Persatuan Indonesia
·                     Pada prinsipnya, sila ini menegaskan bahwa Negara Indonesia merupakan Negara kebangsaan. Bangsa yang memilikimkehendak untuk bersatu, memiliki persatuan perangai karena persatuan nasib, serta bangsa yang terikat pada tanah airnya. Bangsa yang akan tetap terjaga dari kemungkinan mempunyai sifat chauvinistis.
·                     Persatuan Indonesia dalam sila ketiga ini mencakup persatuan dalam arti ideology, politik, ekonomi, social, budaya, dan keamanan.
4)         Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
·                  Pada prinsipnya, sila ini menegaskan bahwa Negara Indonesia akan terus memelihara dan mengembangkan semangat bermusyawarah untuk mencapai mufakat dalam perwakilan.
·                  Bangsa Indoneisa akan tetap memelihara dan mengembangkan kehidupan demokrasi
·                  Bangsa Indonesia akan memelihara serta mengembangkan kearifan dan kebijaksanaan dalam bermusyawarah
5)         Keadilan Social bagi seluruh Rakyat Indonesia
·                     Pada prinsipnya, sila ini menegaskan bahwa selayaknya tidak akan ada kemiskinan dalam Indonesia merdeka
·                     Bangsa Indonesia bukan hanya memiliki demokrasi politik, tetapi juga demokrasi ekonomi. Indoneisa harus memiliki keadilan politik dan keadilan ekonomi sekaligus
·                     Indonesia harus memiliki kehidupan yang adil dan makmur, bagi seluruh rakyat Indoesia
·                     Secara khusus, keadilan social dalam sila kelima pancasila ini menegaskan prinsip keadilan dan kesejahteraan ekonomi

B.        Contoh kasus nyata yang menerapkan Nilai-nilai Pancasila
1.         Sila Ketuhanan yang Maha Esa
·                 melaksanakan ibadah kepada Allah seperti salat fardu, salat sunnah, puasa, zakat.
·                 Kita tidak boleh ribut ketika orang yang beragama lain melaksanakan ibadahnya .
·                 Tidak boleh meminum minuman keras.
·                 Tidak boleh minum menelan obat-obat terlarang.
·                  Senantiasa berteman dengan pemeluk agama lain seperti berteman dengan orang yang seagama.

2.         Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradap
·                  Membantu fakir miskin.
·                  Membantu korban bencana alam.
·                  menghargai atau tidak mencela karya orang lain.
·                  menjenguk teman yang sakit.

3.      Sila Persatuan Indonesia
·                  Ikut melaksanakan upacara bendera.
·                  Mengikuti kegiatan bari berbaris.
·                  Mengikuti kegiatan peringatan hari besar nasional seperti ikut lomba, atau pentas budaya.
·                  Mengorbankan sebagian harta untuk pembangunan jalan, mengorbankan waktu untuk menjaga kampung (Poskamling).
·                  Ikut kerja bakti, mengikuti kegiatan karang taruna, ikut serta dalam kompetisi olahraga baik skala nasional maupun internasional.

4.         Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
·                  Mengharagai pendapat orang lain.
·                  Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
·                   Jika ada masalah dalam kelompok belajar kita selesaikan dengan berunding atau bermusyawarah.
·                  Ikut dalam PEMILU jika sudah cukup umur baik tingkat Nasional maupun Lokal.
·                  Tidak marah atau sakit hati jika pendapat kita ditolak.

5.         Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
·                  Memberikan upah sesuai dengan kerja orang tersebut.
·                  Membayar pajak tanpa membedakan kaya atau miskin.
·                  Tidak merusak fasilitas umum seperti telepon umum.
·                  Tidak bertindak korupsi, kolusi, nepotisme (KKN).
·                  Gaya hidup hemat misalnya menggunakan listrik sehemat mungkin, mematikan lampu jika tidak digunakan lagi.

C.       Kasus nyata yang tidak menerapkan Nilai-nilai Pancasila
1.      Sila Ketuhanan yang Maha Esa
Contoh kasus, munculnya berbagai aliran agama baru (Lia Eden) sangatlah meresahkan masyarakat, karena kebanyakan agama baru memiliki ajaran yang sesat dan merugikan orang lain, hal ini terjadi karena faktor modernisasi dan globalisasi, kurang matangnya iman seseorang, pengaruh lingkungan, serta paham yang salah. Walau pun negara Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman agama namun aliran agama baru tidak bisa diterima karena aliran-aliran itu menyalahi ajaran agama yang sudah ada. Untuk mencegah hal ini hal yang telah dilakukan adalah menangkap pelaku penyebar agama dan juga melakukan rehab kepada para pengikutnya agar tetap mengimani Tuhan YME.

2.      Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradap
Contoh kasus, Tragedi Trisakti, Mari kita kembali saja reformasi. Dua belas tahun lalu atau 12 Mei 1998, situasi Indonesia khususnya Ibu Kota Jakarta sedang genting. Demonstrasi mahasiswa untuk menuntut reformasi dan pengunduran diri Presiden Soeharto kian membesar tiap hari. Dan kita tahu, aksi itu akhirnya melibatkan rakyat dari berbagai lapisan. Salah satu momentum penting yang menjadi titik balik perjuangan mahasiswa adalah peristiwa yang menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti, Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendrawan Sie. Mereka ditembak aparat keamanan saat melakukan aksi damai dan mimbar bebas di kampus A Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa Grogol, Jakarta Barat. Aksi yang diikuti sekira 6.000 mahasiswa, dosen, dan civitas akademika lainnya itu berlangsung sejak pukul 10.30 WIB. Tewasnya keempat mahasiwa tersebut tidak mematikan semangat rekan-rekan mereka. Justru sebaliknya, kejadian itu menimbulkan aksi solidaritas di seluruh kampus di Indonesia. Apalagi, pemakaman mereka disiarkan secara dramatis oleh televisi. Keempat mahasiswa itu menjadi martir dan diberi gelar pahlawan reformasi. Puncak dari perjuangan itu adalah ketika Soeharto mengundurkan diri sebagai presiden pada Kamis, 21 Mei 2008.

3.      Sila Persatuan Indonesia
Contoh kasus, Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah gerakan nasionalis yang didirikan tahun 1965 yang bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua bagian barat dari pemerintahan Indonesia. Sebelum era reformasi, provinsi yang sekarang terdiri atas Papua dan Papua Barat ini dipanggil dengan nama Irian Jaya. OPM merasa bahwa mereka tidak memiliki hubungan sejarah dengan bagian Indonesia yang lain maupun negara-negara Asia lainnya. Penyatuan wilayah ini ke dalam NKRI sejak tahun 1969 merupakan buah perjanjian antara Belanda dengan Indonesia dimana pihak Belanda menyerahkan wilayah tersebut yang selama ini dikuasainya kepada bekas jajahannya yang merdeka, Indonesia. Perjanjian tersebut oleh OPM dianggap sebagai penyerahan dari tangan satu penjajah kepada yang lain. Pemerinah indonesia masih berusaha untuk mencegah OPM berbuat seenaknya, baik dengan hukum ataupun bujukan, karena papua merupakan bagian dari Indonesia.

4.    Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
Contoh kasus, Sering kali para wakil rakyat mempertontonkan perilaku yg mencemaskan rakyat ketika menyelesaikan suatu masalah untuk kepentingan rakyat,perang mulut sampai adu jotos itu diperagakan di depan kamera. itulah yang di sebut kedewasaan di dalam demokrasi,kebebasan berekspresi dan berpendapat benar-benar di terapkan oleh anggotra DPR,karena memang DPR itu adalah sebagai Wakil rakyat. itu jelas-jelas menyimpang dari amanat rakyat. Sama halnya dengan anggota DPR dan MPR yang rapat di senayan dalam pembentukan undang-undang ataupun rapat tahunan selalu banyak yang tidur. Dan biasanya keputusan yang diambil dewan perwakilan hanya menguntungkan bagi beberapa pihak saja dan tidak berpihak pada rakyat. Salah satu tindakan presiden adalah menegur para wakli rakyat yang seenaknya dan mulai memberlakukan sanksi.

5.      Sila Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
Dalam suatu kasus, Kasus tahun 2011 lalu di Kabupaten Prabumulih, Lampung (kisah nyata). Di ruang sidang pengadilan, Hakim Marzuki duduk tercenung menyimak tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) terhadap seorang nenek yang dituduh mencuri singkong. Nenek itu berdalih bahwa hidupnya miskin, anak lelakinya sakit, cucunya lapar. Namun, manajer PT Andalas Kertas tetap pada tuntutannya, agar menjadi contoh bagi warga lainnya.
Hakim Marzuki menghela nafas, dia memutus di luar tuntutan Jaksa Penuntut Umum, "Maafkan saya," katanya sambil memandang nenek itu. "Saya tak dapat membuat pengecualian hukum, hukum tetap hukum, jadi Anda harus dihukum. Saya mendenda Anda Rp1 juta dan jika Anda tidak mampu bayar, maka Anda harus masuk penjara 2,5 tahun, seperti tuntutan Jaksa Penuntut Umum."
Nenek itu tertunduk lesu, hatinya remuk redam. Sementara itu, Hakim Marzuki mencopot topi toganya, membuka dompetnya kemudian mengambil dan memasukkan uang Rp1 juta ke topi toganya serta berkata kepada hadirin.
"Saya atas nama pengadilan, juga menjatuhkan denda kepada tiap orang yang hadir di ruang sidang ini sebesar Rp50 ribu, sebab menetap di kota ini, yang membiarkan seseorang kelaparan sampai harus mencuri untuk memberi makan cucunya. Saudara Panitera, tolong kumpulkan dendanya dalam topi toga saya ini, lalu berikan semua hasilnya kepada terdakwa," kata dia. Sampai palu diketuk dan Hakim Marzuki meninggalkan ruang sidang, nenek itu pun pergi dengan mengantongi uang Rp3,5 juta, termasuk uang Rp50 ribu yang dibayarkan oleh manajer PT Andalas Kertas yang tersipu malu karena telah menuntutnya.
Kasus ini merupakan salah satu contoh seorang hakim yang adil, seperti sila yang terakhir, keadilan bagi seluruh rakyai indonesia.




Sumber:




0 komentar :

Posting Komentar